11.12.2010

Little Story about Beautiful village, Wonosobo

Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Sebagian wilayahnya adalah pegunungan, tidak heran memang kalau udara sejuk nan dingin menjadi sahabat sehari-hari.
Awal cerita saya mengenal Wonosobo adalah ketika saya harus melewati Praktek Kerja Lapangan dan melakukan Intervensi Gizi disana. Kesan pertama yang saya rasakan adalah dingin, kesan tersebut saya dapat dari cerita-cerita senior yang sudah terlebih dahulu kesana juga dari wejangan-wejangan dosen saat masih pembekalan.

Kabupaten wonosobo terdiri dari beberapa kecamatan, yatitu Garung, Kalibawang, Kalikajar, Kaliwiro, Kejajar, Kepil, Kertek, Leksono, Mojotengah, Sapuran, Selomerto, Sukoharjo, Wadaslintang dan Watumalang. Kebetulan saat itu saya dan teman-teman seangkatan mempunyai kesempatan untuk melakukan intervensi kecamatan Kejajar. Beberapa kelompok dibagi atas desa-desa dikecamatan tersebut. Dan kelompok saya mendapatkan kesempatan di desa Sigedang.

alun-alun wonosobo

Sigedang adalah desa yang terdapat dibawah kaki Sindoro dimana perjalanan untuk sampai kedesa ini adalah harus melewati kebun-kebun teh panjang dan luas. Masyarakat disini sangat ramah dan bersahabat layaknya alam yang menyambut hangat kedatangan kami. Kesejukan yang saya rasakan di Sigedang sudah dipastikan tidak akan saya rasakan di Jakarta. Bagaimana tidak? Apabila di Jakarta kita akan merasakan dingin saat musim penghujan atau karena bantuan pendingin ruangan, disini baik pagi siang malam udaranya stabil, bahkan bisa dipastikan semakin sore menjelang malam udara itu terus meningkatkan, dan dingin itu sampai merasuk ketulang. Sehingga tidak jarang saya dan teman-teman memakai jaket berlapis-lapis untuk mengurangi rasa dingin yang dirasakan. Dan terkadang suka merasa malu apabila bertemu dengan penduduk setempat yang memakai baju dan jaket sewajarnya.
Udara dingin yang turun di desa Sigedang berasal dari gunung-gunung yang setia mengelilinginya. Dan tidak heran, masyarakat yang tinggal disana khususnya anak-anak memiliki pipi kemerahan layaknya seperti memakai blush on. Haha, saya dan teman-teman sering berharap sepulangnya dari sini mempunyai blush on alami di pipi.

Jalan menuju desa Sigedang
ketenangan desa Sigedang

tampak kaki gunung sindoro di dekat ladang
Makanan khas yang dimiliki Wonosobo adalah Mie Ongklok, Tempe kemul, carica, teh tambi, dll. Tempe kemul merupakan makanan yang biasa kami santap setiap pagi. Tempe ini adalah jenis makanan goreng-gorengan seperti layaknya tempe goreng atau tempe mendoan yang biasa kita kenal. Makanan ini umumnya disuguhkan dalam keadaan panas. Sedangkan mie ongklok adalah makana yang berupa mi rebus yang dibuat dengan racikan khusus menggunakan kol, daun kucai, dan kuah yang disebut loh. Dan carica adalah Pepaya gunung yang dibuat menjadi manisan buah dan bisa saya pastikan rasanya sangat enak dan membuat Addict.

tempe kemul

mie Ongklok
Saya dan teman-teman seangkatan melakukan 2 kali kunjungan kesana. Kunjungan pertama yang berlangsung 1minggu hanya dimanfaatkan untuk pengambilan data dasar. Data dasar yang diolah nanti akan menjadi dasar intervensi kami pada kunjungan kedua. Kunjungan kedua adalah kunjungan yang saya dan teman-teman seangkatan nanti-nanti. Alasan utama adalah rindu dan alasan penyerta adalah refresh sejenak sebelum kami bertempur lagi dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan sidang kelulusa. Dan 24 hari adalah waktu yang diberikan kampus untuk kami tinggal disana.
Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan tidak jauh dari penyuluhan-penyuluhan sekitar permasalahan gizi serta jalan keluarnya. Senang rasanya bisa berbagi ilmu dengan masyarakat disana, selain dapat bermanfaat untuk mereka juga insya Allah menyumbangkan pahala untuk kita nanti.
Di sela-sela kegiatan tersebut saya dan teman-teman mencari colongan waktu untuk menikmati alam. Sesekali kami jalan sore ke ladang mencabut wortel yang besar-besar.
Ladang wortel,kentang dan kubis

me w/ carrot ;p
Dan mempunyai kesempatan juga untuk berjalan-jalan keluar desa seperti ke Datar Tinggi Dieng (Dieng Plateau), Telaga Warna, Pemandian air panas, Kali anget dll. Hahhha kami sangat menikmati setiap waktu yang kami lewati disana, walaupun ada rasa rindu yang tersimpan dalam akan kenyamanan suasana rumah.
Telaga Warna
sisi lain Telaga Warna
Gunung Sindoro

Setelah sudah melewati banyak hari di Sigedang, tiba saatnya kami untuk pulang ke Jakarta Sedih, dan haru adalah perasaan yang tidak bisa kami sembunyikan. Alam indah, masyarakat ramah serta udara sejuk akan kami rindukan, juga pada keceriaan anak-anak desa yang selalu membuat kami tersenyum lebar dari celotehan-celotehannya. Juga pada kebaikan bapak ibu kades beserta keluarga yang selami ini melayani serta menyediakan tempat untuk kami. Air mata pun tidak bisa tertahan disaat kami berpamitan, dan hal itu juga kami lihat dari mata seorang Kades yang biasa terkenal tegas di masyarakat, dan air mata itu terus mengalir saat melihat ibu (panggilan yang biasa kami sebut untuk istri kades) juga ikut meneteskan air mata dan memeluk kami satu persatu.
kami dan anak"sekitar
Tuhan, ini indah..saya belum pernah merasakan hal atau moment seperti ini. Kebersamaan yang terjalin beberapa hari kemarin ternyata telah membuat hati-hati kami ikut menjalin sebuah perasaan.

Ibu, bapak terimakasih telah menerima kami dengan baik juga sudah membantu kami saat kami kerepotan dengan kegiatan-kegiatan yang padat serta sudah menyediakan waktu untuk mengajak kami berjalan-jalan dibalik kesibukan kalian di ladang.

Aaahh, Wonosobo dan Sigedang memang cerita indah yang saya dan teman-teman rasakan. Dan cerita itu pasti dan tetap ada di masing-masing kami.

Gonna miss u  Wonosobo

No comments:

Post a Comment